
Terkenang Kenangan
Setiap kejadian dalam hidup yang telah berlalu akan tersimpan dalam bentuk memori di hardisk yang biasa dikenal dengan hippocampus. Hippocampus menyimpan informasi tentang dimana dan kapan kenangan secara spesifik terjadi.
Semakin jauh memori-memori itu terpisah dalam hal tempat dan waktu, semakin jauh terpisah pula gambaran memori-memori itu terlihat di hippocampus.
Berarti kalau sudah berlalu lama kita ga akan inget dong, ternyata ga selalu begitu kan?
Ada yang bisa kita ingat jelas ada yang kita lupa entah itu kerjaan siapa lagi di dalam otak. Kenangan muncul klo ada pemicunya seperti tempat kejadian yang serupa dan akan tervisualkan kembali.

Kita tahu bahwa ingatan kita bukanlah replika yang tepat dari hal-hal yang awalnya kita alami, Memori adalah proses rekonstruktif, bias oleh pengetahuan pribadi dan pandangan dunia, terkadang kita bahkan mengingat peristiwa yang tidak pernah benar-benar terjadi. “Meskipun ingatan kita tampaknya muncul dalam mata kita sebagai gambar yang jelas, itu bukan potret sederhana dari masa lalu, tapi representasi yang direkonstruksi dan bias.”
Begitu keterangan dialog dari artikel tentang otak yang saya baca. Lah trus klo mengenang sesuatu berarti nge halu dong? eh gimana sih? dialog diatas saja sudah sulit di definisikan wkwkwk.
Udah biarkan si Otak bekerja, sesuai dengan fungsinya, kerja yang baik ya, jangan sampe crash.
Oh ya ada yang udah nonton film locke & Key belum? Film ini sih sebenarnya tentang film ber-genre drama, fantasi, horror dan thriller tetang teka-teki misteri. Keluarga locke di warisi kunci ajaib yang mempunyai kekuatan tertentu.
Mirip benda di kantong doraemon lah. Salah satu kunci yang cocok dengan tema kali ini, yaitu kunci yang bisa masuk ke memori seseorang.
Si Kinsey salah satu peran di film tersebut membuang kenangan menakutkannya akan kejadian buruk yang menimpanya, tetapi karena hal tersebut menjadikan Kinsey kehilangan rasa takut, yang ternyata di perlukan di situasi tertentu, sehingga ada ketidakseimbangan reaksi otak terhadap kejadian yang menakutkan.
Karena ketidakseimbangan tersebut Kinsey membuat keputusan yang membahayakan dirinya dan orang lain.
Ya ternyata kenangan buruk sekalipun tidak perlu di buang, hanya perlu berdamai dengan hal-hal tersebut.
Kenapa jadi ngomongin film ya, ok ok, jadi sebenarnya saya bingung sih hari ketiga mau bagi kenangan yang mana untuk di tulis. Terlalu menguras energy kalau menuliskan kembali kenangan-kenangan tersebut.
Mungkin saya akan bercerita tentang hal-hal apa saja yang berkesan sampai saat ini.
Backpacker Pertama
Pertama kali Backpacker ikut open trip ke Kawah Ijen, tahun 2014 2013 klo ga salah. Singkat cerita saat hari H perjalanan ke Ijen Travelmate saya batal ikut karena Neneknya meninggal dunia. Jadilah saya ikut open trip tersebut blind trip. Ga kenal siapapun peserta trip tersebut.
Saat kumpul di stasiun kota menunggu kereta ke Surabaya, saya titip Tas ke teman-teman yang sedang duduk di titik berkumpul untuk pergi solat dan ke toilet. Ternyata keberangkatan kereta di percepat 15 menit.
Semua Panik, akhirnya semua berhasil naik kereta. Setelah kepanikan usai ternyata Tas saya ketinggalan di Stasiun kota. Wkwkwkwk
Jadilah pergi ke Ijen dengan baju yang melekat di badan, eh tapi jangan sedih. Berkat bantuan Sosmed tas saya berhasil di rescue di stasiun kota. Dan berkat kebaikan seorang di Surabaya, saya mendapat pinjaman Jaket, baju ganti handuk lengkap dengan tas Backpacknya.
“Ternyata masih banyak orang orang berhati baik di luar sana, tidak kenal tapi seperti saudara. “
Naik Gunung Pertama
Ini adalah perjalan ternekat tergila saya. Ceritanya hampir sama dengan Backpacker pertama, Travelmate gagal berangkat, tepatnya mengundurkan diri karena ada sesuatu (lupa apaan kayaknya panggilan kerja). Gunung Rinjani adalah gunung pertama saya.
Berkat kebaikan dari Om Mawardi, leader trip Gunung kali itu saya berhasil naik gunung tersebut dan pulang dengan selamat. Saya awalnya sudah ijin dan jujur kalau belum pernah mendaki sebelumnya, jika pun tidak di bolehkan ikut saya akan mundur.
Beliau mengijinkan saya ikut dan jangan khawatir jika tidak punya kawan, nanti jalannya bareng beliau saja karena beliau akan jadi sweeper.
“Dimana ada harapan, disana ada kesempatan.”
Menyelam Pertama
Cerita pengalaman menyelam pertama sudah pernah saya ceritakan disini tentang menyelam teh celup yang hampir tenggelam karena nekat menyelam tanpa punya lisensi selam, dan dapat tempat menyelam odong-odong yang cuma cari uang. Untung masih di kasih idup sama Allah.
Sekolah Pertama Di Jakarta
Saya anak pindahan jadi Dusun Minangkabau, Sumatra Barat. Sebelumnya saya bersekolah di kampung sampai kelas 5 SD, dan kelas 6 dipindahkan oleh Ibu ke Jakarta, alasannya Kakak dan Ibu saya di Jakarta biar kita ngumpul gitu ga ke pisah pisah lagi.
Dialog perkenalan pertama kali saat masuk di kelas dengan anak kota.
Teman : Eh Bintang Kamu Apa?
Saya : Bintang, (bingung) aku ga punya bintang, emang bisa punya bintang di langit.
Teman : Iiiih pasti punya, setiap orang punya kok, coba tanya Ibu kamu pasti tau?
Saya : (Makin bingung). Oh gitu ya, iya deh nanti aku nanya Ibu.
Pulang sekolah langsung nanya Kakak dan kakak langsung cek di majala yang dia punya. Ternyata yang di maksud adalah bintang horoskop yang berkaitan dengan bulan lahir. wkwk di kampung mana ada beginian, ada-ada aja.
Segitu dulu, sebetulnya cerita backpacker pertama dan naik gunung pertama mau di tulis di blog. Tapi kok belum mood aja. Banyak yang udah lupa detailnya gimana, kudu dicari lagi foto-fotonya. Hardisk Eksternalnya juga entah bertumpuk kemana, sedangkan laptop yang ada foto foto itu sedang dipinjam kakak. Eh kok malah curhat.
Kalau pengalaman yang tak terlupakan bagi kalian apa, pasti seru. Yuk berbagi di kolom komentar kalau berkenan.
Saya terkenang kenangan-kenangan ketemu kak reno. Selain seneng banget ketemu temen sekampung. Saya salut banget dengan kakak yang humble, smart dan keren-keren hobbynya.
Seneng punya kakak tetangga sekampung pula, tapi walau tetangga terkadang terasa jauh, tapi jarak pula yang mendekatkan kita #apaansih. Maap Kak Reno lagi Absurd. Hehehe
1. Tahun 2014 apakah kereta luar kota bisa naik dari stasiun kota?
2. Sebelum naik rinjani apakah pernah treking naik gunung² yg mdpl-nya rendah?
Anyway keren ceritanya
Wah makasih Koh Min koreksinya, ternyata Tahun 2013. gw jadi WA temen, untung dia masih inget taun berapa. Hehe
Untuk naik rinjani belum pernah naik gunung sama sekali, pertama ke gunung ya rinjani, walau ga boleh di contoh sih. Di perjalanan turun sempet ngomel dan nangis karena mentalnya down wkwkwk