30HMC

Sigma dan Label Single Pada Wanita

Menjadi single tidak selalu menyedihkan. Berapa banyak orang di luar sana yang terjebak dalam hubungan yang salah, bahasa sekarang yang lagi trend “Toxic Relationship “, berakhir di meja sidang atau ruang konsultasi pernikahan.

Menjadi single tidak secara otomatis menjadi kesepian. Berapa banyak orang berpasangan yang merasa sepi di tengah keramaian.

Single bukan kutukan, iiih dia perawan tua, apakah pasangan tua sudah otomatis bahagia? Mereka baru mau buat surat wasiat tetapi malah pusing karena anak dan cucu rebutan warisan.

Nanti kalau tidak menikah dan tidak punya anak, tidak ada yang mengurus. Berapa banyak ibu dan bapak yang di telantarkan oleh anaknya. Bukankah masuk panti werda tidak merepotkan siapa-siapa kecuali suster jaga.

Lebih mulia mana punya anak tetapi tidak amanah atau single tapi mengasuh anak-anak kurang beruntung yang mengalah pada takdir harus tinggal di panti asuhan.

Dia Janda, hati-hati ya, nanti suaminya di rebut. Janda tahu bagaimana rasanya kehilangan suami. Mungkin dia sedang berjuang menyembuhkan luka, jangan kau goreskan luka lagi dengan nyinyiran.

Single bukan sesuatu yang buruk. Baik itu sebagai pilihan atau di pilihkan Tuhan.

Masih single, banyak hal-hal yang bisa di lakukan dari pada meratapi nasib.

  1. Mempunyai waktu lebih untuk mengenal dan mencintai diri sendiri. Mengejar mimpi, cita-cita dan karir.
  2. Lebih leluasa membagi waktu antara diri sendiri dan orang tua. Lalukan hal hal menyenangkan bersama orang tua selagi ada waktu.
  3. Mencoba banyak hal hal baru dan memperbanyak kenalan baru ataupun mencoba hobbi baru.
  4. Mempunyai waktu lebih untuk belajar, berkarya dan berderma.
  5. Mempunyai banyak waktu bersama sahabat dan melakukan hal gila bersama.

Di era digital dan maraknya media sosial, tentu sangat mudah bagi kita dalam memberikan komentar, pandangan, maupun opini pribadi terkait sesuatu hal yang sedang hangat dibicarakan.

Kita terpapar informasi-informasi yang sangat cepat hampir setiap hari. Hal itu membuat kita terkadang merasa “harus” berpikir dan memutuskan secara cepat pula. Termasuk dalam berkomentar dan menanggapi suatu hal.

Kita mungkin tidak sadar sudah berapa banyak hal yang kita komentari hari ini di sosial media. Bahkan, mungkin secara diam-diam kita telah memberikan penilaian atau label tersendiri pada sesuatu ataupun seseorang. 

Kita tidak menyadari bahwa komentar dan label tersebut berpeluang menyakiti hati orang lain. Kita menganggap komentar dan label tersebut adalah hal yang wajar dan dilakukan setiap orang, sehingga kita melakukannya juga. Padahal, hal tersebut sangat mungkin memberikan dampak negatif salah satunya adalah adanya tindakan bullying

Show More

Reno

Traveler, Backpacker, Animation Lover, Animal's Lovers, Pluviophile, Nyctophilia,

Related Articles

3 Comments

  1. Padahal lebih banyak hal positif jadi single loh ketimbang negatifnya…tapi dasar manusia (include me) lebih suka lihat hal negatif…hemm padahal daripada jalanin toxic relationship better being single…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button
error: Content is protected !!