Saudaraku bernama “SAHABAT”

Truly great friends are hard to find, difficult to leave, and impossible to forget. 

Rejeki tidak hanya perkara harta, tahta dan quota. Memili sahabat yang baik juga adalah berkah dari Yang Maha Kuasa yang harus di syukuri.

Sahabat adalah saudara yang kita pilih, walau tidak sedarah tapi rela menyeka darah kita saat terluka.

Kita dapat saling berbagi setiap moment yang kita lalui dalam hidup, cerita suka, cerita duka, bahkan pemikiran gila tanpa takut dihakimi.

Menurutku sahabat yang baik layaknya cermin, yang dapat memantulkan bayangan dari apa yang kita rasa. Bukan saat bahagia ikut bahagia, saat sedih ikut sedih. (Lah kalau nangis bareng trus yg hibur siapa?) Tetapi ikut berempati mencoba memahami apa yang kita rasa.

Menurutku sahabat yang setia bukan jatuh ke lubang yang sama, atau tenggelam bersama, lalu siapa yang akan menyelamatkan kalau keduanya sama-sama tenggelam. Tetapi yang rela membantu tanpa tapi, dengan sepenuh hati.

Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra pernah di tanya oleh seseorang: “Ya Ali kulihat sabahatmu begitu setia, sehingga mereka banyak sekali, berapa sahabatmu itu”

Ali menjawab : “Nanti akan ku hitung setelah aku di timpa musibah”

Menurut Ali Bin Abi Thalib, Seorang teman sejati adalah dia yang memberimu nasehat ketika melihat kesalahanmu dan dia yang membelamu saat kamu tiada.

Ali Bin Abi Thalib juga berpesan: “Berilah ribuan kesempatan bagi musuhmu untuk bisa menjadi temanmu, namun jangan berikan satu kesempatan pun pada temanmu untuk menjadi musuhmu”

Saat seseorang mempercayaimu sebagai sahabatnya, jangan rusak kepercayaan tersebut. Setiap masalah dapat di selesaikan dengan baik. Serumit apapun masalah yang muncul cobalah untuk berdiskusi dari hati ke hati.

Masih menurut Ali Bin Abi Thalib “Jalan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu.”

Jika sudah menemukan sahabat yang satu frekuensi dengan mu jangan lepaskan, jagalah baik-baik walau kehidupan itu ada masanya. Dari ada menjadi tiada, bertemu lalu terpisah, tetapi sahabat yang baik tidak pernah dapat dilupakan.

Jika belum menemukan sahabat yang baik jadilah salah satunya, setidaknya untuk dirimu sendiri. Jika pernah di kecewakan oleh sahabat, kamu jangan melakukan hal yang sama.

Ingat saja kembali kata kata Ali : “Aku sudah pernah merasakan kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit adalah berharap pada manusia,

Jangan biarkan hatimu berlarut larut dalam kesedihan atas masa lalu, atau kamu tidak akan pernah siap untuk menghadapi apa yang akan terjadi”

“Thank You My UnBiologic  Sister and Brother

Exit mobile version