
Mengasuh Diri
Hidup adalah Perjuangan,
Cintapun harus diperjuangkan
Entah memperjuangkan cinta untuk hidup
Ataupun memperjuangkan kehidupan cinta
Pejuang adalah seorang kesatria
Yang gagah berani menghadang badai
Jauh dari rasionalisasi
Seringkali hanya memakai intuisi
Hanya mengikuti hasutan hati
Bukan tidak berakal, atau hilang akal, hatipun berakal,
berpangkal dari rasa yang enggan pergi.
Jika kini telah kehilangan diri,
Pergi menepi ketempat sepi hanya sebuah ilusi.
Menghilang bukan jawaban,
Bukan pula keputusan rasional.
Bertahan bukanlah pilihan terbaik.
Apakah kau tak lelah menahan beban?
Jika tak sanggup maju menghadang badai
Berdamailah dengan diri sendiri
Biarkan badai menghantam
Sampai ia lelah membenturkan diri
Tenang pasti datang, sambil membisikkan riak ombak
Lembuuut menyentuh bibir pantai.
Seperti sebuah siklus, berulang setiap babak
Tenanglah dengan damai, dirimu tidak selamanya di detik ini.
Hidup hanya sekali, jangan sampai merugi
Sampai tiba waktunya menuju abadi
Mari terus mengasuh diri.
Terima kasih wahai diri, sudah sejauh ini,
Mencintai diriku tanpa tapi.