Kita tak meng-harap. Kita ber-harap.
Menggapai optimisme.
Kita tahu bahwa dalam hidup: gelap tak pernah lengkap,
terang tak pernah sepenuhnya membuat siang.
Di dalam celah itulah agaknya harapan; sederhana, sementara,
tapi akan selalu menyertai kita jika kita tak melepaskannya.
Jangan-jangan Allah menyisipkan
harapan bukan pada nasib dan masa depan,
melainkan pada momen-momen kini
dalam hidup—yang sebentar, tapi menggugah, mungkin indah.
Kadang kita hanyalah jiwa yang bisu.
Tak mampu berkata kemudian menipu.
Berharap baik baik saja, padahal sakit di jiwa.
Bilang tak apa apa, tapi berharap tatapan mengapa?
Kadang kita hanya ingin bercerita.
Menuangkan semua keluh kesah yang ada.
Melepas takut yang mengikat.
Berharap pekat tak lagi lekat.
Penderitaan yang sesungguhnya adalah ketika
kamu kehilangan kepercayaan diri dan harapan.
Ketika Allah tak ada dalam tujuan hidupmu.
Inilah aku, ya Allah.
Telah datang memenuhi panggilan-Mu
untuk mengharap anugerah dari sisi-Mu,
maka jangan Engkau sia-siakan
harapanku.
Minggu 27 Januari 2019 11:43 PM