Guru Idolaku

Tidak terasa sudah setengah perjalanan di lewati bersama KUBBU 30 Hari menulis Cerita, ternyata aku bisa sejauh ini. Walau bolong beberapa hari dan masih punya utang setoran 1 artikel lagi. Semoga tetap konsisten sampai akhir.

Tidak seperti fenomena 30 Hari Ramadhan, perlahan sepi karena sudah banyak yang mudik dan mengurus persiapan hari raya. Semoga aku bukan salah satunya kali ini.

Tantangan pada hari ke 16 bertemakan Idola, Hmmmm Idola, Idola, siapa ya idolaku? Sulit sekali menemukan sesuatu yang aku kagumi. Aku tidak pernah terlalu menyukai sesuatu kecuali gunung dan laut. Memang sebegini absurdnya hidupku. Tenang sekali berada di pangkuan mereka berdua.

Idola, siapakah idola ku?

Jika aku menjawab Nabi Muhammad SAW seperti aku terlalu naif, setiap muslim pasti rindu padanya. Tapi aku belum bisa mendeklerasikan beliau sebagai idolaku, seperti membohongi diri sendiri, sok suci begitu bisik otakku, bahkan Sirah Nabawiyah saja belum berhasil aku baca sampai selesai. Ada saja halangannya, mungkin keinginanku yang belum kuat.

Jika aku menjawab Ali Bin Abi Thalib, akupun belum begitu mengenal beliau, beliau aku kenal hanya sebatas kutipan-kutipan yang aku baca tentang kehidupan ini. Aku belum mengenalnya secara utuh. Mau sok agamis tetapi ilmu agamapun hanya sekelumit.

Lalu siapa idola ku?

Tiba-tiba di kepalaku muncul satu nama, Instruktur selam ku. Rasanya dia yang tepat saat ini menjadi idolaku. Aku terkesan dengan pola pikirnya, perjalanan hidupnya dan tegasnya prinsip yang beliau pegang.

BJ (Bang John) begitu biasanya dia memperkenalkan diri, metode dan pola pengajaran BJ cocok denganku, walau awalnya bagi Buddyku keras, tetapi di akhir diapun mengakui efektifitas metodenya berhasil membuat skill kami tidak asal punya sertifikat. BJ selalu menekankan keselamatan adalah priorotas utama, apapun yang bermasalah harus diselesaikan di kolam renang bukan di laut. Laut selalu di ibaratkan sebagai medan tempur walaupu tujuannya adalah bersenang-senang.

Jangan biarkan keteledoran merusak kesenangan yang berujung pada hilangnya nyawa. Menjadi penyelam itu independen harus mandiri, walau tidak diperbolehkan menyelam sendirian. Tapi bukan berarti kalian saling mengandalkan, tidak seperti itu. Buddy itu saling menjaga, you watch on me and I watching you. Tidak ada cinta sepihak disini

Bahkan dia sangat rewel dengan peralatan yang kami gunakan, walaupun nanti saat fun dive akan di sediakan oleh DC (dive center) karena merupakan bagian dari layanan tetapi kalian tetap harus memeriksa peralatan yang kalian gunakan dan juga buddy kalian, saling cek saling jaga, jangan serahkan nyawa kalian pada orang lain. Begitu petuahnya.

BJ, sebelumnya adalah mahasiswa ekonomi yang tertarik dengan alam, dia pernah menjadi pendaki, tetapi meyerah pada buaian laut. BJ sangat cinta dengan dunia penyelaman, kalau tidak salah ingat dia sudah menyelam lebih dari 1000 / 2000 lupa pastinya berapa. (maklum kadang memori otakku kacau). Mimpinya menjejahi perairan Indonesia, dan membuat resort resort pribumi disana (Bukan karena SARA ya).

Dia miris melihat perairan yang indah itu hanya diketahui dan dikunjungi oleh turis asing, betapa kita tidak mengenal kekayaan alam negeri sendiri. Betapa kita tidak pandai mengurus diri. Begitu celotehnya waktu itu, aku seperti di dongengkan olehnya, menyimak dengan seksama.

BJ juga aktif di PUWSI (Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia) tetapi semenjak saya menulis artikel ini sudah tidak terdaftar di anggota penggurusan, mungkin sudah habis masa baktinya. Sampai saat ini baru beliau yang saya kagumi, tidak tahu jika nanti kedepan saya bertemu dengan siapa lagi.

Saat ini BJ mengelola Dive Center yang berada di Gorontalo dan Maratua, dia bercerita sudah mempunyai satu kapal, selangkah lebih dekat dengan mimpi beliau untuk menjelajahi perairan Indonesia. Walau menurut dia sisa umurnya tidak akan cukup untuk itu semua.

Keadaan selalu berubah, roda kehidupan selalu berputar, orang pun berubah, didunia ini semua fana tak ada yang abadi. Terima kasih Bang John E. Sijabat atas bekal ilmunya. Stttt sebetulnya aku punya idola lain yang dekat dengan gunung, tapi aku belum bisa menceritakannya. Sudah sampai sini dulu ya.. Aku jadi penasaran siapa idola kalian dan bagimana kalian mengaguminya?

Exit mobile version