
Celebrity Crush
Celebrity crush mengingatkan saya, pada saat sedang bucin-bucinnya dengan boyband asal Irlandia Westlife. Saya rela menghabiskan uang jajan untuk membeli majalah yang ada poster Boyband tersebut. Menyisihkan sebagian uang jajan untuk membeli kasetnya. Mendengarkan lagu sambil melihat lirik pada kertas yang menjadi sampul pada kaset tersebut.
Kebucinan lainnya yaitu pada aktor drama Lee Ming Ho, Saya pernah berkhayal seandainya punya pacar seganteng Lee Min Ho, sekaya dan sebaik perannya di Film Boys Before Flowers. Bahaha masa masa bucin yang bodoh, menghalu tingkat dewa.
Atau kebucinan teman saya kepada Idols korea BTS. Dia senang sekali dengan BTS, sampai salah satu anggota Idols itu menjadi tameng untuk pertanyaan teman-temannya mengenai kapan menikah. Dia selalu menjawab gw udah punya suami, singanu suami gw.
Tenyata celebrity crush ini bukan hanya masalah bucin dan halu saja, dengan mendengarkan karya-karya BTS dia mengakui belajar mencintai diri sendiri. Ternyata BTS sendiri memang fokus dengan issue psikologis love self di korea sana. Banyak artis bunuh diri disana.
Apakah Celebrity Crush berbahaya atau malah bermanfaat, mari kita ulas satu persatu manfaat dan bahaya dari celebrity crush menurut versi saya.
RAJIN MENABUNG SEKALIGUS BOROS
Seperti dua sisi mata uang, seorang yang mengidolakan seseorang rela menabung untuk bertemu sosok yang diidolakannya, mengencangkan ikat pinggang untuk memperoleh pernak-pernik yang berkaitan dengan sosok idola, sekaligus boros. Karena menjadi impulsif untuk mengeluarkan uang, seringkali tidak berpikir panjang membelanjakan uang, dengan pembenaran ini demi kegemaran dan kesempatan tidak datang dua kali.
MEMPUNYAI BANYAK TEMAN TETAPI MENJADI PEMIMPI YANG KONYOL
Mencari informasi mengenai Idola yang digemari seringkali berujung bertemu dengan teman-teman yang mengidolakan orang yang serupa sehingga lingkaran pertemanan bertambah bisa melakukan hal hal konyol bersama. Tetapi terlalu mengidolakan seseoraang membuat kita kehilangan akal sehat, meyakini hal-hal konyol seperti dia adalah pacarku, dia adalah kekasihku. Seperti sudah sangat dekat dan mengenal sosok idola, membenci apa yang dibenci oleh idola. Lah siapa kita mereka aja belum tentu kita sebagai belahan jiwa. Halu kalau kata anak zaman sekarang.
One Comment